Jadi gini, sob! Berhubung gue udah lama enggak olahraga dan didasari oleh keinginan yang berbudi luhur untuk mengecilkan bentuk perut yang mirip centong nasi, siang itu gue mengambil suatu keputusan yang besar. Yaitu berolahraga.
Olahraga yang gue pilih adalah balet air Basket!
Resto yang menyajikan menu dimsum di Bekasi gak terlalu banyak. Tapi beruntung salah satu resto itu ada di komplek perumahan tempat gue tinggal, Grand Galaxi City-Bekasi.
Terletak di deretan ruko Grand Galaxi, ChopIn Porridge & Dimsum ini menawarkan aneka dimsum yang pas porsinya untuk sekedar ngemil menjelang makan siang.
Transjakarta, murah meriah..
Ini pertama kalinya kami mencoba transportasi massal di Jakarta yang dulu digadang-gadang dapat mengurangi kemacetan di wilayah Jakarta.
Berangkat dari halte Blok M, kami membeli tiket Transjakarta untuk tujuan akhir di halte Glodok. Rp3.500 untuk 1 orangnya. Cukup murah.
Bus Transjakarta yang kami naiki rupanya merupakan bus sambung. Entah apa nama lainnya. Tapi begitulah orang awam menyebutnya.
Pada sambungan pertama di khususkan untuk penumpang wanita. Saya pun sempat malu lantaran di tegur oleh petugas keamanan yang berjaga didalam bus Transjakarta, dikarenakan saya tanpa disengaja duduk di tempat penumpang khusus wanita. Saya pun berpindah ke bagian belakang bus.
Di dalam bus Transjakarta sendiripun terdapat peta yang menunjukan rute atau tujuan dari bus Transjakarta ini.
Yang menurut saya cukup memudahkan dan membantu penumpang pemula seperti kami.
Selain itu juga terdapat petugas yang berjaga di dalam bus Transjakarta selain petugas keamanan.
Petugas ini yang entah saya kurang paham apa namanya, bertugas memberitahukan halte-halte pemberhentian. Dalam hati saya, “coba menggunakan sistem suara komputerisasi seperti yang terdapat pada MRT di negara tetangga..”
Suasana di dalam bus Transjakarta cukup bersih dan rapi. Tempat duduk penumpang pun cukup nyaman. Terdapat pegangan tangan bagi penumpang yang tidak mendapatkan tempat duduk.
Tertarik untuk mencoba keliling Jakarta dengan Transjakarta? 🙂
“Koh, tau tempat ngewine di Bekasi gak?”
“Kalo di Bekasi, sih gue gak tau, Sas. Eh ke Vin+ yuk!”
Kira-kira seperti itulah oboran pembuka lewat sosial media Twitter antara gue dengan Sastri, jurnalis sebuah portal berita online yang polos apa adanya.
Kata orang yang namanya belajar itu gak harus duduk dibangku sekolahan. Belajar artinya mengenal banyak hal, baik itu yang positif maupun yang negatif sekalipun.
Berpindah-pindah hobi pun, gue lakukan. Mulai dari hobi bikin band semasa SMA, hobi bantuin temen yang punya clothingan jaman kuliah, trus hobi otomotif ikutan komunitas roda dua. Tujuannya cuma satu. Untuk Belajar.
Kemudian kenal dengan dunia Traveling alias Jalan-jalan. Kira-kira begitu terjemahan bebas ala gue.
(more…)
Siang itu cuaca di Jogja cukup terik dan lumayan bikin kulit terbakar sesudahnya. Maklum waktu itu gue kebetulan gak pake jaket bawa motornya.
Candy, pacar gue yang aseli orang Jogja mengajak gue untuk mencari cemilan yang mungkin cuma ada di kota Gudeg ini.
“Eh traveling yuk!”
“Kemana?”
“Bandung yuk. Mau?”
Menjadi awal yang manis untuk kami berdua. Hampir 2 minggu berkenalan, ternyata kesukaan kami pun sama satu dengan yang lain. Traveling.
Kata orang, traveling menjadi obat yang mujarab untuk mengobati patah hati akibat cinta.
Tapi untuk kami saat itu, traveling adalah saatnya untuk jatuh cinta.
“3 jam lagi nih..” pesan yang singkat melalui aplikasi Whatsapp, namun bikin aku dan kamu deg-deg-an saat itu.
Belakangan aku baru tahu, kalau saat itu kamu lagi sibuk memilih baju dan berdandan.
Sedangkan aku? Sudah siap diatas motor, untuk menuju ketempat janjian kita hari itu. Pancious Pancake di Pasific Place.
……………………………………………………
“Aku udah sampai nih. Lagi diparkiran motor.”
Deg-deg-an aku sudah hilang.
“Iya. Aku udah sampai juga kok. Udah di Pancious ya. Dilantai atas.” Balas pesan kamu.
Ngaca sebentar di spion motor, semprot parfum sana-sini, lap tangan dengan tisu basah.
“Ok!”
Jarak parkiran motor dengan lobby Pasific Place yang hanya sekitar 100 meter, sukses bikin aku deg-deg-an. Berjalan gugup melewati metal detektor, keringet dingin pun bermunculan.
Ting! Bunyi lift tepat berhenti di lantai 5.
“Pancious dimana ya?”
“Oh itu dia”
Kamu. Duduk manis disudut Pancious.
Aku jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama. Iya. Kamu.
Valentine sih udah biasa kalo ngasih bunga ataupun cokelat.
Ngasih bunga ke pasangan kamu, ntar disangka kamu tukang kebun. Ngasih cokelat? Ih! Gak tau apa kalo pacar kamu lagi diet?! #DimanaManaCowokSelaluSalah
Produk dari Original Source ini udah gue denger kurang lebih satu bulan yang lalu dari sosial media seorang kawan. Sebut saja namanya Ariev
Pertamanya gue bingung banyak tanya, ini produk bisa didapet dimana dan berapa harganya.
Alhasil kemaren gue iseng jalan ke sebuah pusat perbelanjaan di deket komplek perumahan gue.
Pas mau pulang, ngelewatin konter Guardian. Eh ada produknya Original Source.
kaburdarirumah's Blog 