berkemas lalu kabur….

image

Jadi ingat jaman-jaman Bekasi, yang merupakan tempat tinggal saya dibully di media sosial.

“Ah! Bekasi jalanannya banyak lobang!”

“Ah! Bekasi panas! Deket sama matahari!”

“Ah! Bekasi banyak debu!”

“Ah! Jomblo lu!”

Atas dasar bully-an itulah saya mencoba mencari tahu apa yang menjadi potensi atau daya tarik dari Kota Bekasi. Khususnya untuk pariwisata.

Setelah mencari jawabannya melalui internet, ternyata lumayan banyak tempat wisata di Bekasi. Mulai yang nuansa alam, seperti pantai dan hutan mangrove, taman bunga dan buah pun juga ada.

Berdasarkan ajakan seorang teman yang juga seorang kapiten pejalan, kami berencana untuk mengunjungi sebuah taman lawang wisata yang gak lazim untuk dikunjungi. Taman Lawang. Bukan!

Taman Buaya Indonesia Jaya.

Buaya??!

Iya!

Taman Buaya Indonesia Jaya ini merupakan salah satu tempat penangkaran atau pembesaran buaya tertua yang ada di Indonesia. Dibangun pada tahun 1990, yang fungsi awalnya memang hanya untuk tempat pembudidayaan.
image

Lambat laun, pemiliknya membuka tempat ini untuk wisata.

Di Taman Buaya Indonesia Jaya ini, dengan luas 1 hektar, ada kurang lebih 500 ekor buaya. Kebanyakan buaya muara yang berasal dari Kalimantan dan Sumatera. Ada juga yang dari Irian Jaya, tapi sedikit jumlahnya.

Ada 3 kolam utama yang menjadi mansion buaya-buaya tersebut. Setiap kolamnya dikelompokkan buayanya berdasarkan umur dan asalnya. Buaya-buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya ini berusia mulai dari 4 sampai 50 tahun.

Awal Taman Buaya Indonesia Jaya ini berdiri, ada tempat penetasan telur buaya. Namun sekarang sudah dipindahkan ke Tangerang.

Buaya-buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya ini diberi makan setiap 3 hari sekali. Dengan pemberian makan sekitar 100 ton ayam hidup. Cara pemberian makannya cukup mudah. Ayam hidup dilempar ke dalam kolam yang penuh dengan buaya-buaya yang lapar.

image

Di kolam ini, berlaku hukum “Siapa Cepat Dia Dapat” alias berebutan gitu buaya-buaya ini makannya.

Sayang sekali, saat kami datang, buaya-buaya ini sudah diberi makan oleh pawangnya. Terlihat dari air kolam yang berwarna merah darah.

image

Selain kolam-kolam yang menjadi mansion buaya-buaya ini, ada juga arena khusus yang menjadi tempat atraksi sang pawang dalam melakukan aksi-aksi spektakuler dan berbahaya pastinya dengan buaya-buaya tersebut. Mulai dari memasukan kepala ke dalam mulut buaya, tiduran di atas badan buaya, bahkan mengambil makanan menggunakan mulut dari dalam mulut buaya!

Pada bulan ke tujuh kemarin, adalah musimnya buaya untuk kawin. Namun karena panjangnya musim kemarau, jadinya musim kawinnya mundur di bulan sekarang ini. Kata pawangnya buaya membutuhkan air kolam yang banyak untuk melakukan perkawinan.

Pada musim kawin seperti pada saat saya berkunjung, buaya-buaya lebih agresif untuk bertarung dan menarik perhatian dari buaya betina.

Oh iya! Buaya ternyata takut dengan bambu dan juga petir. Makanya di pinggiran kolam, terdapat bilah-bilah bambu yang menjadi semacam tongkat komando sang pawang.

Sayang seribu sayang, Taman Buaya Indonesia Jaya ini agak memprihatikan kondisinya. Banyak fasilitas yang hancur. Seperti taman bermain untuk anak-anak yang ada di sini. Semacam kurang perawatan gitu.

Kalau kamu mau berkunjung ke Taman Buaya Indonesia Jaya, bisa melalui jalan tol ke arah Cikampek. Nanti keluar di pintu tol Cikarang/Lemahabang, ambil arah ke Cibarusah.

HTM Taman Buaya Indonesia Jaya adalah Rp20.000 untuk hari kerja, dan Rp30.000 untuk akhir pekan.

Satu perkataan sang pawang yang penting: “Buaya ini termasuk satwa yang langka, yang harus kita jaga kelestarian dan habitatnya. Supaya anak cucu kita bisa tetap melihat dan tahu apa itu buaya, dan bagaimana wujudnya.”

Amiiinnnn…!

Salah satu koleksi unik yang ada di Taman Buaya Indonesia Jaya.

BUAYA BUNTUNG! 😀
image

Comments on: "Taman Buaya Indonesia Jaya" (1)

  1. Oh di bekasi ada juga penangkarang buaya gini, sayang VISA bekasi gw ngak berlaku lagi dan males perpanjang

Leave a comment